Flashback Desember Part 2 (2010)
Heeiii..iam back..
Judulnya masih flash back desember, tapi nulisnya di bulan januari ga apa2 kan yeee..
maap..kemaren2 sibuk pulang kampung dan macem2 lah, *alesan* hehehe...
Sebenernya, aku udah pengen banget buru2 nulis soal desember tahun ini 2013, tp berhubung eike udah janji mau ngelanjutin part 2, 2010 yasyuuudah...lanjut deh yaaa.
Jadi ceritanya, 3 tahun kemudian, desember tahun 2010. Di pagi hari yang cerah, aku dapat telpon dari mama, biasa absen pagi pagi. Nah, saat itu aku sama sekali tidak mencurigai apapun, semua terkesan sangat biasa, bahkan sayup sayup, ku dengar rengekan adikku, yang minta mama berhenti menelponku karena doi lapar, dan minta disiapin makanan. Dan akhirnya mama bilang, udahan dulu telponnya. Oke, sehabis itu semua biasa aja.
Aku kembali ke rutinitas beres2 kosan, karena saat itu tgl 7 Desember 2010, adalah tanggal merah, jadi kuliah libur. Aku lupa, itu tanggal merah untuk apa.
Kemudian, aku cari sarapan bareng temen sekosanku yang namanya Friska.
Habis makan, kami nongkrong bareng di kamarnya Dina, temen sekosan kami juga.
Nah, saat itulah,tiba tiba handphone ku berdering, nama yang muncul adalah nama temen SD ku, namanya Benhart. Dulunya doi adalah mantan pacar ala cinta monyet eike..hehehe sssssstttttttttttt...:p
Aku sama sekali gak ada pikiran macem2 saat dia menelponku, aku malah sempat berpikir, mau apa doi?
Doi kangen kali sama gue, gue geer.
Ketika aku angkat telpon itu dan bertanya, "kenapa ben? "
Jawaban dari seberang sungguh membuatku bingung, doi berbicara tergesa gesa, dan mengatakan begini "kamu jangan kaget ya vel"
Aku bingung, apa maksud kata2 itu, tapi gak berani berpikir macem2.
"ada apa sih ben? jangan basa basi deh" jawabku.
"Vel, adikmu udah gak ada lagi" Kata2 dari seberang itu seperti petir di siang bolong. Mendengar kata-kata itu, emosiku memuncak. Apa maksud dia ngomong seperti itu.
aku sempat memarahi dia, "maksud kamu apa ben? becandaanmu gak lucu" aku marah. Apa maksud kata2 jelek seperti itu.
Saking marahnya aku saat itu, aku matikan telpon dan aku melempar hp ku ke lantai.
temenku si friska kaget dengan kejadian itu, dia menanyakan ada apa denganku.
Aku menjawab, " gak tau ka, ada orang gila nelpon aku, bilang adekku udah gak ada " gitu.
Friska terlihat bingung juga.
Detik berikutnya, hp ku berdering lagi, kali ini nama mamaku yang muncul di laya hp ku, tiba2 perasaanku langsung tidak enak, jantungku berdegup kencang. ku angkat telpon itu, ku dengar suara jeritan di seberang sana, ku dengar suara mamaku teriak memanggil namaku "vellliiinnnnnnnnnnn"
Tiba tiba, suara mamaku menjauh, yang berbicara adalah orang lain.
Mamanya temen sekampungku, mama si agnes. Dan dari beliau lah aku tau, bahwa berita sebelumnya yang ku dengar benar adanya. Kata mereka, adikku sudah tiada, adikku meninggal , aku tidak punya adik lagi.
Adikku kecelakaan motor pagi itu dan meninggal di tempat kejadian. What a life !!
Bisakah kau bayangkan apa yang kurasakan saat itu?
Aku teriakkk, tapi aku bingung apa yang aku teriakkan. Ibu kosku dan temen2 sekosan langsung rame menghampiriku.
Aku bingung, aku menangis, ada apa lagi ini Tuhan?
Ada apa lagi ini?
Aku hanya punya adik satu loh Tuhan, hanya dia, dia juga tadinya bakal jadi pengganti Bapakku, tp kok kenapa malah begini?
Saat itu aku benar2 lemas. Bahkan aku tidak sanggup untuk menganggkat badanku.
Telpon silih berganti datang ke hp ku, saudara2 meminta aku untuk pulang, saat itu aku bener tidak bisa berpikir jernih. Saat seperti itu, aku masih harus mengurus kepulanganku.
Bersyukur teman2ku langsung sigap membantuku,
Aku ingat sekali saat itu, yosi dan friska langsung mengemasi koperku, memasukkan segala keperluanku ke dalam koper. Bang takas, langsung ke bandara untuk mengurus tiketku.
Aku diantar oleh oci dan ika ke bandara. Sepanjang perjalanan, aku menangis, aku bahkan tidak peduli lagi kepada orang di sekitarku, bahkan supir taxi yang terheran heran, melihatku menangis meraung raung.
Aku juga tidak peduli apa pakaianku rapi saat itu atau tidak.
sampe di bandara, sudah ada beberapa temanku yang menungguku. Tiketku sudah selesai diurus bang takas sama temennya, ada temen2ku dari PMK, temen dari naposo. Saat itu aku aku memang lagi berduka, tapi ada sedikit bahagia di hatiku, aku bersyukur banyak sekali orang yang peduli dan mengasiku.
Aku memang mungkin tidak bisa mengucapkan apa apa saat itu, tetapi aku sangat bersyukur juga, Tuhan mengirimkan aku di tempat yang penuh kasih, tempat yang penuh dengan orang orang yang baik.
Ada banyak sekali mereka yang mengantarkan aku ke bandara.
Mereka mendoakan aku disana.
Aku mengasihi mereka. Khususnya keluargaku PMK FE, betapa aku mengasihi mereka, dan betapa mereka juga mengasihi aku. Iam blessed.
Mereka tidak hanya ada saat suka, tapi mereka juga berlari kepadaku saat duka :")
Kepulanganku membuatku berpikir, apa yang akan terjadi setelah ini. Sepanjang jalan aku berpikir, apa yang akan kulakukan ketika aku sampai di rumah. Sanggup kah aku berada disana?
Dan aku melihat mamaku yang begitu terpukul, anak kesayangannya telah tiada. Apalagi kami adalah orang batak, dimana anak lelaki itu merupakan penerus marga. Putuslah sudah garis keturunan ayahku,
Lelaki satu2nya harapan orangtuaku pun di panggilNya pulang.
Aku masih berfikir sampai sekarang. Apa rencana Tuhan sebenernya dalam hidupku? Aku tau rancangan Tuhan itu indah, dan selalu rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan. Tapi kapan ya, aku akan mengerti apa kehendak Tuhan dalam hidupku? dalam hidup mamaku, dalam hidup keluargaku???
Masa masa kehilangan adikku adalah masa yang terberat dalam hidupku, bahkan lebih berat dari saat aku kehilangan Bapak. kenapa?
Karena aku harus bisa menutupi kesedihanku, aku harus kuat untuk mamaku. Mamaku terlalu lemah, terlalu terpukul saat itu. Beliau hampir kehilangan arah.
Aku yang sebenernya sedih, harus mati2an menutupi perasaanku, demi menguatkan mamaku.
Aku harus menguatkan hatiku mendengar mamaku menangis setiap hari, ya setiap hari.
Aku rasanya ingin mati saja, ketika mendengar mamaku menangis.
Masa-masa itu sungguh berat, setahun pertama itu merupakan masa yang sungguh amat berat. Saat itu, aku bahkan harus berjuang sendiri, menahan semua perasaanku, menahan perasaanku bahwa aku juga ingin di semangatin oleh mamaku. Aku masih butuh mama, tapi setahun pertama itu, mama masih berkutat dengan kesedihannya, seolah olah telah kehilangan semuanya. Bahkan, mungkin beliau melupakan, kalau aku masih ada, aku masih hidup.
Yaa, aku tau, saat itu aku tidak boleh egois, meskipun aku butuh mama, tapi aku harus kuat. Aku harus bisa menyemangati mama, membuatnya punya alasan untuk hidup. Mama mungkin lebih butuh disemangatin daripada akuu.
Meski mungkin aku terkadang merasa lelah, aku tidak punya teman sharing, mau sharing ke mama tidak mungkin, saat aku ada masalah, aku berusaha menyelesaikannya sendirian. aku hanya menceritakan yang baik2 saja ke mama, tidak mau menambah bebannya.
Tapi satu hal yang pasti, semua cobaan2 ini mungkin membuatku lebih kuat. Jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Meski terkadang sebagai manusia, aku juga masih sesekali jatuh dan menangis lagi, tapi aku bersyukur aku masih bisa melewati semua kejadian itu sampai dengan hari ini.
Aku bersyukur aku masih diberi kesehatan, begitu juga dengan mama.
Aku bersyukur meski mama sempat jatuh, tapi akhirnya masih bisa bangkit kembali.
Aku bersyukur mama masih diberi kesehatan dan umur panjang.
Aku bersyukur, aku masih bisa merasakan sukacita di beberapa kesempatan.
Aku bersyukur atas semua kejadian di dalam hidupku.
Semoga tahun2 berikutnya akan penuh sukacita lagi.
Semoga hari hari mama akan penuh sukacita di hari hari berikutnya.
Terlalu banyak kesedihan yang sudah di lalui mama. Mulai dari banting tulang sendirian sembari merawat bapak yang sakit sejak menikah, kemudian kehilangan Bapak, kehilangan anaknya, sampe harus menguliahkan aku sendirian.
Aku berdoa semoga diberi banyak kesempatan untuk membuat mama bahagia.
Semoga Tuhan memberi mama umur panjang dan kesehatan.
dan semoga Tuhan juga mengijinkan mama hidup lebih lama untuk menemaniku menjalani hari hariku di masa depan.
Sebab hanya mama satu satunya keluarga yang kupunya.
Semoga kami masih diberi kesempatan untuk berbahagia di masa yang akan datang :)
Judulnya masih flash back desember, tapi nulisnya di bulan januari ga apa2 kan yeee..
maap..kemaren2 sibuk pulang kampung dan macem2 lah, *alesan* hehehe...
Sebenernya, aku udah pengen banget buru2 nulis soal desember tahun ini 2013, tp berhubung eike udah janji mau ngelanjutin part 2, 2010 yasyuuudah...lanjut deh yaaa.
Jadi ceritanya, 3 tahun kemudian, desember tahun 2010. Di pagi hari yang cerah, aku dapat telpon dari mama, biasa absen pagi pagi. Nah, saat itu aku sama sekali tidak mencurigai apapun, semua terkesan sangat biasa, bahkan sayup sayup, ku dengar rengekan adikku, yang minta mama berhenti menelponku karena doi lapar, dan minta disiapin makanan. Dan akhirnya mama bilang, udahan dulu telponnya. Oke, sehabis itu semua biasa aja.
Aku kembali ke rutinitas beres2 kosan, karena saat itu tgl 7 Desember 2010, adalah tanggal merah, jadi kuliah libur. Aku lupa, itu tanggal merah untuk apa.
Kemudian, aku cari sarapan bareng temen sekosanku yang namanya Friska.
Habis makan, kami nongkrong bareng di kamarnya Dina, temen sekosan kami juga.
Nah, saat itulah,tiba tiba handphone ku berdering, nama yang muncul adalah nama temen SD ku, namanya Benhart. Dulunya doi adalah mantan pacar ala cinta monyet eike..hehehe sssssstttttttttttt...:p
Aku sama sekali gak ada pikiran macem2 saat dia menelponku, aku malah sempat berpikir, mau apa doi?
Doi kangen kali sama gue, gue geer.
Ketika aku angkat telpon itu dan bertanya, "kenapa ben? "
Jawaban dari seberang sungguh membuatku bingung, doi berbicara tergesa gesa, dan mengatakan begini "kamu jangan kaget ya vel"
Aku bingung, apa maksud kata2 itu, tapi gak berani berpikir macem2.
"ada apa sih ben? jangan basa basi deh" jawabku.
"Vel, adikmu udah gak ada lagi" Kata2 dari seberang itu seperti petir di siang bolong. Mendengar kata-kata itu, emosiku memuncak. Apa maksud dia ngomong seperti itu.
aku sempat memarahi dia, "maksud kamu apa ben? becandaanmu gak lucu" aku marah. Apa maksud kata2 jelek seperti itu.
Saking marahnya aku saat itu, aku matikan telpon dan aku melempar hp ku ke lantai.
temenku si friska kaget dengan kejadian itu, dia menanyakan ada apa denganku.
Aku menjawab, " gak tau ka, ada orang gila nelpon aku, bilang adekku udah gak ada " gitu.
Friska terlihat bingung juga.
Detik berikutnya, hp ku berdering lagi, kali ini nama mamaku yang muncul di laya hp ku, tiba2 perasaanku langsung tidak enak, jantungku berdegup kencang. ku angkat telpon itu, ku dengar suara jeritan di seberang sana, ku dengar suara mamaku teriak memanggil namaku "vellliiinnnnnnnnnnn"
Tiba tiba, suara mamaku menjauh, yang berbicara adalah orang lain.
Mamanya temen sekampungku, mama si agnes. Dan dari beliau lah aku tau, bahwa berita sebelumnya yang ku dengar benar adanya. Kata mereka, adikku sudah tiada, adikku meninggal , aku tidak punya adik lagi.
Adikku kecelakaan motor pagi itu dan meninggal di tempat kejadian. What a life !!
Bisakah kau bayangkan apa yang kurasakan saat itu?
Aku teriakkk, tapi aku bingung apa yang aku teriakkan. Ibu kosku dan temen2 sekosan langsung rame menghampiriku.
Aku bingung, aku menangis, ada apa lagi ini Tuhan?
Ada apa lagi ini?
Aku hanya punya adik satu loh Tuhan, hanya dia, dia juga tadinya bakal jadi pengganti Bapakku, tp kok kenapa malah begini?
Saat itu aku benar2 lemas. Bahkan aku tidak sanggup untuk menganggkat badanku.
Telpon silih berganti datang ke hp ku, saudara2 meminta aku untuk pulang, saat itu aku bener tidak bisa berpikir jernih. Saat seperti itu, aku masih harus mengurus kepulanganku.
Bersyukur teman2ku langsung sigap membantuku,
Aku ingat sekali saat itu, yosi dan friska langsung mengemasi koperku, memasukkan segala keperluanku ke dalam koper. Bang takas, langsung ke bandara untuk mengurus tiketku.
Aku diantar oleh oci dan ika ke bandara. Sepanjang perjalanan, aku menangis, aku bahkan tidak peduli lagi kepada orang di sekitarku, bahkan supir taxi yang terheran heran, melihatku menangis meraung raung.
Aku juga tidak peduli apa pakaianku rapi saat itu atau tidak.
sampe di bandara, sudah ada beberapa temanku yang menungguku. Tiketku sudah selesai diurus bang takas sama temennya, ada temen2ku dari PMK, temen dari naposo. Saat itu aku aku memang lagi berduka, tapi ada sedikit bahagia di hatiku, aku bersyukur banyak sekali orang yang peduli dan mengasiku.
Aku memang mungkin tidak bisa mengucapkan apa apa saat itu, tetapi aku sangat bersyukur juga, Tuhan mengirimkan aku di tempat yang penuh kasih, tempat yang penuh dengan orang orang yang baik.
Ada banyak sekali mereka yang mengantarkan aku ke bandara.
Mereka mendoakan aku disana.
Aku mengasihi mereka. Khususnya keluargaku PMK FE, betapa aku mengasihi mereka, dan betapa mereka juga mengasihi aku. Iam blessed.
Mereka tidak hanya ada saat suka, tapi mereka juga berlari kepadaku saat duka :")
Kepulanganku membuatku berpikir, apa yang akan terjadi setelah ini. Sepanjang jalan aku berpikir, apa yang akan kulakukan ketika aku sampai di rumah. Sanggup kah aku berada disana?
Dan aku melihat mamaku yang begitu terpukul, anak kesayangannya telah tiada. Apalagi kami adalah orang batak, dimana anak lelaki itu merupakan penerus marga. Putuslah sudah garis keturunan ayahku,
Lelaki satu2nya harapan orangtuaku pun di panggilNya pulang.
Aku masih berfikir sampai sekarang. Apa rencana Tuhan sebenernya dalam hidupku? Aku tau rancangan Tuhan itu indah, dan selalu rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan. Tapi kapan ya, aku akan mengerti apa kehendak Tuhan dalam hidupku? dalam hidup mamaku, dalam hidup keluargaku???
Masa masa kehilangan adikku adalah masa yang terberat dalam hidupku, bahkan lebih berat dari saat aku kehilangan Bapak. kenapa?
Karena aku harus bisa menutupi kesedihanku, aku harus kuat untuk mamaku. Mamaku terlalu lemah, terlalu terpukul saat itu. Beliau hampir kehilangan arah.
Aku yang sebenernya sedih, harus mati2an menutupi perasaanku, demi menguatkan mamaku.
Aku harus menguatkan hatiku mendengar mamaku menangis setiap hari, ya setiap hari.
Aku rasanya ingin mati saja, ketika mendengar mamaku menangis.
Masa-masa itu sungguh berat, setahun pertama itu merupakan masa yang sungguh amat berat. Saat itu, aku bahkan harus berjuang sendiri, menahan semua perasaanku, menahan perasaanku bahwa aku juga ingin di semangatin oleh mamaku. Aku masih butuh mama, tapi setahun pertama itu, mama masih berkutat dengan kesedihannya, seolah olah telah kehilangan semuanya. Bahkan, mungkin beliau melupakan, kalau aku masih ada, aku masih hidup.
Yaa, aku tau, saat itu aku tidak boleh egois, meskipun aku butuh mama, tapi aku harus kuat. Aku harus bisa menyemangati mama, membuatnya punya alasan untuk hidup. Mama mungkin lebih butuh disemangatin daripada akuu.
Meski mungkin aku terkadang merasa lelah, aku tidak punya teman sharing, mau sharing ke mama tidak mungkin, saat aku ada masalah, aku berusaha menyelesaikannya sendirian. aku hanya menceritakan yang baik2 saja ke mama, tidak mau menambah bebannya.
Tapi satu hal yang pasti, semua cobaan2 ini mungkin membuatku lebih kuat. Jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Meski terkadang sebagai manusia, aku juga masih sesekali jatuh dan menangis lagi, tapi aku bersyukur aku masih bisa melewati semua kejadian itu sampai dengan hari ini.
Aku bersyukur aku masih diberi kesehatan, begitu juga dengan mama.
Aku bersyukur meski mama sempat jatuh, tapi akhirnya masih bisa bangkit kembali.
Aku bersyukur mama masih diberi kesehatan dan umur panjang.
Aku bersyukur, aku masih bisa merasakan sukacita di beberapa kesempatan.
Aku bersyukur atas semua kejadian di dalam hidupku.
Semoga tahun2 berikutnya akan penuh sukacita lagi.
Semoga hari hari mama akan penuh sukacita di hari hari berikutnya.
Terlalu banyak kesedihan yang sudah di lalui mama. Mulai dari banting tulang sendirian sembari merawat bapak yang sakit sejak menikah, kemudian kehilangan Bapak, kehilangan anaknya, sampe harus menguliahkan aku sendirian.
Aku berdoa semoga diberi banyak kesempatan untuk membuat mama bahagia.
Semoga Tuhan memberi mama umur panjang dan kesehatan.
dan semoga Tuhan juga mengijinkan mama hidup lebih lama untuk menemaniku menjalani hari hariku di masa depan.
Sebab hanya mama satu satunya keluarga yang kupunya.
Semoga kami masih diberi kesempatan untuk berbahagia di masa yang akan datang :)
Comments
Post a Comment